Tantangan Perkembangan Industri Kakao Di Indonesia
Kamis, 12 Desember 2024 - 11:29 WIBFoto: pixabay
Kakao adalah salah satu komoditas bernilai tinggi yang dihargai di seluruh dunia karena kandungan nutrisi dan manfaat kesehatannya. Zat seperti procyanidin dan flavonoid yang terdapat dalam kakao berfungsi sebagai antioksidan yang kuat.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kakao secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan memperbaiki aliran darah.
Perkembangan Industri Kakao
Dilansir dari antaranews, dalam dunia kuliner, kakao telah berkembang pesat. Cokelat kini tidak hanya hadir sebagai camilan manis, tetapi juga diolah menjadi hidangan gourmet yang kompleks dan eksklusif. Salah satu inovasinya adalah cokelat artisan, yang dibuat dari biji kakao pilihan dengan teknik pengolahan khusus untuk menghasilkan cita rasa unik.
Selain itu, tren cokelat sehat atau functional chocolate, yang diperkaya dengan nutrisi tambahan, juga semakin digemari di berbagai pasar global.
Tantangan di Industri Kakao
Di balik prospek cerah, industri kakao menghadapi berbagai tantangan serius. Penurunan produktivitas, isu keberlanjutan, hingga tekanan pasar menjadi beberapa masalah utama. Produksi kakao Indonesia, meskipun berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional, justru mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2021, luas lahan kakao Indonesia tercatat hanya 1,5 juta hektare, turun dari 1,7 juta hektare pada 2017. Sementara itu, produksi kakao pada 2022 mencapai 667,3 ribu ton, dengan lebih dari setengahnya diekspor senilai 1,26 miliar dolar AS atau sekitar Rp20 triliun.
Ironisnya, meski menjadi salah satu produsen kakao terbesar, Indonesia tetap mengimpor biji kakao mentah dalam jumlah besar, mencapai 133 ribu ton pada 2021 dengan nilai sekitar Rp4,8 triliun.
Tantangan Petani Kakao
Petani kakao di Indonesia menghadapi berbagai kendala, seperti harga jual yang fluktuatif dan rendah, kurangnya pengetahuan tentang praktik budi daya yang baik, serta serangan hama dan penyakit seperti penggerek buah kakao (PBK) dan vascular streak dieback (VSD).
Biaya produksi yang tinggi, seperti harga pupuk yang terus naik, juga menjadi beban berat bagi petani kecil.
Perubahan iklim menambah kompleksitas masalah ini, dengan pola cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil panen. Kualitas biji kakao yang rendah akibat minimnya proses fermentasi optimal juga membuat harga jual produk menjadi kurang kompetitif di pasar internasional.
Upaya Meningkatkan Produktivitas
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, pemerintah telah mengambil langkah seperti merumuskan Standar Nasional Indonesia (SNI) Biji Kakao dan merancang RSNI untuk benih kakao.
Tujuan utama langkah ini adalah meningkatkan kualitas biji kakao, mendukung produktivitas petani, dan memperkuat daya saing kakao Indonesia di pasar global.
Pemerintah juga mendorong penggunaan teknologi pertanian modern, pelatihan petani, serta program peremajaan tanaman kakao untuk memperbaiki produktivitas.
Fermentasi yang baik menjadi salah satu prasyarat untuk menghasilkan biji kakao berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan harga jual dan kepercayaan pasar.
Strategi Hilirisasi
Hilirisasi menjadi langkah penting dalam memajukan industri kakao di Indonesia. Diversifikasi produk turunan, seperti bubuk kakao, mentega kakao, cokelat olahan, dan produk inovatif lain, membuka peluang untuk meningkatkan nilai tambah.
Produk olahan ini tidak hanya menarik pasar domestik, tetapi juga memiliki potensi besar untuk diekspor ke pasar premium internasional.
Diversifikasi ini membantu mengurangi ketergantungan pada harga biji kakao mentah yang fluktuatif.
Dengan mendukung petani dan pelaku usaha melalui pelatihan, teknologi, dan akses pasar, hilirisasi dapat menciptakan rantai nilai yang lebih panjang dan memperkuat daya saing kakao Indonesia.
Industri kakao Indonesia memiliki potensi besar, tetapi tantangan yang dihadapi tidak bisa diabaikan.
Peningkatan kualitas, produktivitas, dan diversifikasi produk menjadi kunci untuk memajukan industri ini.
Dengan dukungan dari pemerintah dan semua pihak terkait, kakao Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global sebagai produk berkualitas tinggi yang bernilai tambah.