Warga Desa Dayu Produksi Gula Kelapa Unggulan
Sabtu, 21 Desember 2024 - 19:45 WIBFoto: kompas
Gula kelapa menjadi salah satu produk unggulan yang diproduksi oleh warga Desa Dayu, Kecamatan Nglegok.
Dilansir dari radartulungagung, salah seorang pengusaha gula kelapa di desa tersebut adalah Riska Lutfina. Bersama keluarganya, ia menjalankan pabrik gula kelapa yang telah berdiri selama sekitar dua dekade.
Saat memasuki ruang produksi, aroma khas gula kelapa langsung menyambut. Beberapa pekerja terlihat sibuk menuangkan adonan gula yang masih panas ke dalam cetakan. Uap yang mengepul memenuhi ruangan berukuran 4x5 meter, menciptakan suasana khas industri rumahan.
Pabrik gula kelapa milik Riska memiliki empat tempat produksi yang semuanya dilengkapi dengan mesin pengaduk. Menurut Riska, teknologi ini mulai digunakan sejak 2010. “Dulu semuanya diaduk secara manual. Sejak pakai mesin, pekerjaan jadi lebih cepat,” ujarnya.
Produksi Harian yang Terus Berkembang
Kegiatan produksi dilakukan hampir setiap hari. Meski sudah menggunakan mesin, tenaga manusia tetap dibutuhkan untuk berbagai tahapan, seperti menuang adonan, melepas cetakan, hingga mengemas produk jadi. Saat ini, Riska mempekerjakan 10 orang dengan tugas yang berbeda-beda.
Usaha keluarga ini pertama kali dirintis oleh ayahnya, Muhtarom, pada tahun 2003. Awalnya, produksi dilakukan dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.
Seiring meningkatnya permintaan, usaha ini pun terus berkembang. Untuk memenuhi pesanan yang semakin banyak, keluarga Riska mulai mengambil bahan baku dari petani lain.
“Waktu itu, ayah juga berperan sebagai pengepul. Jadi, kami tidak hanya memproduksi sendiri, tetapi juga membeli gula kelapa dari petani lain,” jelas Riska.
Kini, dengan empat tempat produksi, pabrik Riska mampu menghasilkan rata-rata 5 kuintal gula kelapa per lokasi setiap harinya. Total produksi bisa mencapai 2 ton per hari.
Bersaing di Pasar Lokal
Meskipun persaingan semakin ketat, pabrik milik Riska tetap bertahan dan terus berkembang. Bahkan, pabrik ini menjadi salah satu yang terbesar di Kecamatan Nglegok.
Sebagian besar bahan baku diperoleh dari warga Desa Dayu, yang mayoritas bekerja sebagai petani nira. “Hasil nira yang mereka peroleh dijual ke pabrik saya,” tambah Riska.
Produksi berlangsung dari pukul 07.00 hingga 16.00. Kendala utama yang dihadapi adalah pemadaman listrik, mengingat mesin pengaduk sangat bergantung pada listrik. Untuk mengatasi hal ini, Riska menggunakan genset agar proses produksi tetap berjalan lancar, terutama saat pesanan sedang banyak.
Produk Gula Kelapa dan Harga Pasar
Riska menjual dua jenis gula, yaitu gula sayur kelapa dan gula sayur tebu. Gula sayur kelapa terbuat dari campuran gula kelapa kualitas B dan gula putih, yang kemudian dimasak ulang untuk memperbaiki kualitasnya.
Sementara itu, gula sayur tebu dibuat dari kombinasi gula putih dan gula tebu, yang Riska beli dari produsen lain tanpa mengolahnya sendiri.
Untuk produk gula sayur kelapa yang ia produksi sendiri, harganya dipatok Rp 15.500 per kilogram. Namun harga bisa naik hingga Rp 20.000 per kilogram ketika bahan baku sulit didapat, terutama saat produksi kelapa dari petani menurun.
Dengan semangat dan dedikasi, usaha gula kelapa keluarga Riska Lutfina terus berkontribusi pada ekonomi Desa Dayu, sekaligus memenuhi kebutuhan pasar lokal.