Mendorong Pengurangan Impor Gula dengan Memanfaatkan Gula Aren dan Gula Kelapa
Minggu, 22 Desember 2024 - 22:37 WIBGula Aren Timurasa Indonesia
Pada edisi ke-13 program Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan, tema yang diangkat adalah pengurangan impor gula.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nusryamsi, menyampaikan bahwa gula kelapa dan gula aren dapat menjadi alternatif pengganti gula pasir. Bahkan, kedua jenis gula ini dianggap lebih sehat dan potensial.
“Kurangi impor gula dengan memanfaatkan gula kelapa dan gula aren, yang tidak hanya memiliki potensi besar tetapi juga lebih sehat,” ungkap Dedi, dilansir dari laman resmi cybex.pertanian.go.id.
Tanaman aren merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mampu menghasilkan berbagai produk pangan dan nonpangan.
Produk-produk ini tidak hanya diminati oleh pasar domestik, tetapi juga oleh konsumen internasional. Salah satu hasil olahan nira dari tanaman ini adalah gula kelapa, yang sering digunakan sebagai bahan makanan dan minuman sehat.
Selain manfaat ekonomi, tanaman aren juga memiliki fungsi ekologis yang penting. Tanaman ini berperan dalam konservasi hutan dan lahan, membantu menjaga keseimbangan tata air tanah, serta mencegah erosi.
Manfaat Limbah Organik untuk Meningkatkan Produksi Kelapa
Dalam diskusi tersebut, Rayndra Syahda, seorang Duta Petani Milenial, berbagi pengalamannya dalam memanfaatkan limbah organik dari peternakannya. Limbah tersebut diolah menjadi pupuk yang digunakan untuk berbagai tanaman seperti kelapa, pisang, dan pepaya, serta sebagai pakan ternak.
“Dengan cara ini, hasil panen kelapa meningkat, dan kelapa tersebut dapat diolah menjadi gula semut,” ujar Rayndra.
Gula semut merupakan produk turunan kelapa yang dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai sarang semut di tanah. Bahan utama gula semut adalah nira dari pohon kelapa atau aren, yang diolah secara tradisional menjadi gula berbentuk butiran halus.
Dukung Produk Lokal, Kurangi Ketergantungan Impor
Dengan mengutamakan konsumsi gula kelapa dan gula aren buatan produsen lokal, penggunaan gula putih dari tebu dapat dikurangi. Hal ini tidak hanya mendukung produk dalam negeri, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada gula impor.
Sebelumnya, pemerintah telah meluncurkan program percepatan swasembada gula konsumsi pada 2023. Salah satu langkahnya adalah menambah lahan baru seluas 50 ribu hektare, dengan target meningkatkan produksi gula konsumsi hingga 359 ribu ton.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kebutuhan gula dalam negeri dapat terpenuhi tanpa harus bergantung pada impor, sekaligus mendukung keberlanjutan pertanian lokal.