Kenaikan Harga Kakao Picu Penurunan Permintaan
Sabtu, 08 Februari 2025 - 20:17 WIBFoto: pixabay
Kenaikan harga kakao diperkirakan akan berdampak negatif terhadap permintaan tahun ini, sehingga menyebabkan kekurangan pasokan yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, menurut laporan dari JPMorgan Chase & Co.
Analis bank tersebut telah menurunkan estimasi defisit untuk musim 2024-25 menjadi 40.000 ton, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 108.000 ton pada musim gugur. Penurunan ini terutama disebabkan oleh proyeksi penurunan permintaan setidaknya 1,8%, karena harga kakao yang tinggi secara historis diyakini akan mengurangi tingkat konsumsi.
Meski begitu, harga cokelat untuk konsumen diprediksi akan terus naik, karena perusahaan berusaha menutupi kenaikan biaya produksi. Harga kakao berjangka melonjak hampir tiga kali lipat tahun lalu akibat kekhawatiran atas pasokan dari Afrika Barat, dan saat ini harga kakao mendekati US$10.000 per ton di pasar New York. Laporan keuangan terbaru dari produsen cokelat juga menunjukkan bahwa permintaan, yang sebelumnya cukup kuat, kini mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
"Harga yang mencapai level tertinggi dalam sejarah telah menekan permintaan, dan kami memproyeksikan produksi kakao global akan mengalami penurunan setidaknya -1,8% secara tahunan," ungkap analis JPMorgan dalam laporan riset mereka.
Penurunan volume penjualan menunjukkan bahwa konsumen mulai mengurangi pembelian. Untuk mengatasi tekanan biaya yang meningkat, industri semakin fokus pada reformulasi produk dengan mengganti kakao menggunakan bahan-bahan alternatif, sebagaimana dijelaskan oleh CEO Hershey, Michele Buck, kepada para investor pada Kamis lalu.