Andaliman Lebih Menguntungkan Dari Cabai? Berikut Penjelasannya
Rabu, 12 Februari 2025 - 19:52 WIBAndaliman Timurasa Indonesia
Menjadi petani andaliman sebenarnya lebih menguntungkan daripada menjadi petani cabai di wilayah sekitar Danau Toba. Jika dibandingkan, harga kedua bumbu dapur ini memiliki selisih yang sangat signifikan.
Di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, harga cabai merah saat ini mencapai Rp60.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit dijual seharga Rp70.000 per kilogram. Sementara itu, harga andaliman per kilogramnya mencapai Rp200.000, dengan harga yang selalu stabil di atas Rp100.000 per kilogram.
Esron Sinurat, seorang petani dari Desa Amborgang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, sangat tertarik untuk beralih menjadi petani andaliman karena potensi harganya yang sangat menguntungkan. Terutama saat musim Natal dan Tahun Baru, harga andaliman bisa melonjak hingga Rp450.000 per kilogram.
Esron mengaku pernah mencoba menanam andaliman di desanya dengan harapan bisa menjadi pemasok andaliman dari Kecamatan Porsea untuk menyaingi pasokan dari Kecamatan Habinsaran. Hal serupa juga dilakukan oleh warga Habinsaran yang memiliki lahan di Desa Amborgang.
Ia menceritakan bahwa pertumbuhan pohon andaliman awalnya sangat baik dan berbuah lebat. Namun, setelah dua kali panen, pohon-pohon tersebut tiba-tiba mengering dan mati tanpa diketahui penyebab pastinya.
Janner Manurung menyatakan bahwa jika andaliman dapat tumbuh subur dan bertahan lama untuk dipanen, seperti di Kecamatan Habinsaran, hal itu dapat membantu mengatasi musim panen andaliman yang hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu.
Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini penyebab kegagalan penanaman andaliman di Porsea belum diketahui secara pasti. Menurutnya, jika faktor kesuburan tanah yang dipertanyakan, tanah di Porsea tidak kalah subur dibandingkan dengan Habinsaran.
Petani di Kecamatan Porsea dan seluruh Kabupaten Toba berharap pemerintah, khususnya Dinas Pertanian Toba, dapat mengambil peran untuk mencari penyebab masalah ini, misalnya dengan melakukan riset terhadap tanaman endemik andaliman agar dapat tumbuh subur di seluruh wilayah kabupaten.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Toba menyatakan bahwa selain tidak adanya anggaran, keterbatasan tenaga ahli juga menjadi kendala dalam melakukan penelitian. Meskipun pernah ada rencana dari kementerian untuk mengalokasikan dana penelitian dan tim telah turun langsung ke Kecamatan Habinsaran, semua program tersebut terhenti karena anggaran dialihkan untuk menangani dampak pandemi COVID-19.