LPEI Dukung Pengembangan Ekspor Daun Kelor
Jumat, 21 Februari 2025 - 09:02 WIBFoto: okezone
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendukung pengembangan ekspor daun kelor yang dikenal sebagai superfood bernutrisi tinggi.
Melansir VIVA, Sepanjang Januari hingga September 2024, nilai dan volume ekspor bubuk kelor mengalami pertumbuhan signifikan, menunjukkan potensi besar di pasar global.
Berdasarkan laporan resmi LPEI pada Senin (18/11/2024), ekspor sayuran bubuk mengalami lonjakan sebesar 90,74 persen, mencapai US$ 13,75 juta atau setara dengan Rp 217,89 miliar (dengan estimasi kurs Rp 15.846,76). Pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor hanya tercatat sebesar US$ 7,21 juta atau Rp 114,25 miliar.
Selain nilai ekspor, volume ekspor bubuk kelor juga menunjukkan peningkatan drastis. Dari sebelumnya 1.610 ton, kini melonjak menjadi 4.350 ton, mencatat pertumbuhan sebesar 169,41 persen.
Negara tujuan utama ekspor bubuk kelor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Tiongkok dengan tambahan nilai ekspor sebesar US$ 7,39 juta. Selanjutnya, ekspor ke Thailand meningkat sebesar US$ 110,54 ribu, Arab Saudi bertambah US$ 71,01 ribu, Jepang naik US$ 46,09 ribu, dan Malaysia mengalami pertumbuhan hingga US$ 35,08 ribu.
Melihat tingginya permintaan dunia terhadap bubuk kelor, LPEI terus berupaya mendorong produk ini agar semakin dikenal di kancah internasional. Bubuk kelor sendiri banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran jamu hingga bumbu masakan.
Untuk mendukung pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing di pasar global, LPEI menyelenggarakan berbagai program seperti Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Desa Devisa.
Program CPNE dirancang untuk membekali para eksportir dengan keterampilan ekspor, pemahaman terhadap regulasi internasional, serta strategi pemasaran yang efektif.
Dukungan berkelanjutan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemasok utama bubuk kelor di pasar dunia.