Andaliman Lebih Mahal Dari Cabai? Berikut Penjelasannya
Sabtu, 01 Maret 2025 - 10:10 WIBFoto: RRI
Menjadi petani andaliman sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan menjadi petani cabai bagi kabupaten-kabupaten di sekitar Danau Toba. Perbandingan harga antara kedua bumbu masakan ini sangat signifikan. Di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, saat ini harga cabai merah mencapai Rp60.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit dijual seharga Rp70.000 per kilogram. Sementara itu, harga andaliman bisa mencapai Rp200.000 per kilogram, dengan harga yang selalu stabil di atas Rp100.000 per kilogram.
Esron Sinurat, seorang petani dari Desa Amborgang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, sangat tertarik untuk beralih menjadi petani andaliman karena potensi keuntungannya yang besar. Terutama saat musim Natal dan Tahun Baru, harga andaliman bisa melonjak hingga Rp450.000 per kilogram. Ia mengaku pernah mencoba menanam andaliman di desanya dengan harapan bisa menjadi pemasok andaliman dari Kecamatan Porsea, menyaingi produksi andaliman dari Kecamatan Habinsaran. Hal serupa juga dilakukan oleh warga Habinsaran yang memiliki lahan di Desa Amborgang.
Namun, upaya Esron belum berhasil. Meskipun pohon andaliman tumbuh subur dan berbuah lebat, pohon tersebut tiba-tiba mengering dan mati setelah dua kali panen. "Pertumbuhan pohon andaliman sangat baik dan berbuah lebat. Tapi entah di mana letak kesalahannya, baru dua kali panen, pohon langsung kering dan mati," ujar Esron pada Minggu (9/2/25).
Janner Manurung menambahkan, seandainya andaliman bisa tumbuh subur dan bertahan lama seperti di Kecamatan Habinsaran, hal itu dapat mengatasi musim panen andaliman yang hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu. "Sampai sekarang kita belum tahu pasti penyebabnya. Kalau dikatakan faktor kesuburan tanah, tanah di Porsea tidak kalah subur dibandingkan Habinsaran," kata Janner.
Petani di Kecamatan Porsea dan seluruh Kabupaten Toba berharap pemerintah, khususnya Dinas Pertanian Toba, dapat berperan aktif dalam mencari penyebab masalah ini, misalnya dengan melakukan riset terhadap tanaman endemik andaliman agar bisa tumbuh subur di seluruh wilayah kabupaten. Sebelumnya, Dinas Pertanian Toba menyatakan bahwa mereka tidak memiliki anggaran dan ahli yang cukup untuk melakukan penelitian. Meskipun pernah ada rencana dari kementerian untuk mengalokasikan dana penelitian dan tim sudah turun langsung ke Kecamatan Habinsaran, semua program tersebut terhenti karena anggaran dialihkan untuk menangani dampak pandemi COVID-19.