Internet Membantu Penjual Gula Aren di Desa Tutumaloleo Memperluas Pasar
Minggu, 09 Maret 2025 - 19:26 WIBFoto: bams
Sebelum adanya akses internet di Desa Tutumaloleo, para pedagang gula aren kesulitan menjual produk mereka.
Setelah tersedianya jaringan telekomunikasi, pemasaran gula aren kini lebih mudah bahkan bisa menjangkau daerah lain.
Dilansir dari Detik, sejumlah wilayah terpencil di Indonesia mulai mendapatkan akses internet sebagai bagian dari program pemerintah untuk mempercepat pemerataan pembangunan sosial dan ekonomi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di beberapa daerah, termasuk di Desa Tutumaloleo, Kecamatan Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.
BTS yang dibangun oleh BAKTI bekerja sama dengan operator seluler ini memberikan manfaat besar bagi warga sekitar, salah satunya Husni Rajuna, seorang pengusaha gula aren.
Husni, yang sebelumnya bekerja sebagai sopir transportasi antar-kabupaten di Halmahera Utara, mulai merintis usahanya pada 2013.
Saat itu, ia dan istrinya yang baru menyelesaikan kuliah di Ternate memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Desa Tutumaloleo.
Pada masa itu, desa ini belum memiliki akses internet. Husni harus membawa mobil ke Ternate atau Sofifi, yang berjarak sekitar lima jam perjalanan, untuk menjual gula aren.
Setiap kali berangkat, ia membawa sekitar 100 hingga 200 buah gula aren dan menjajakan dagangannya dari satu warung ke warung lain. Sayangnya, tidak semua dagangan langsung habis dalam sehari, sementara biaya transportasi yang dikeluarkan cukup besar.
Keadaan mulai berubah pada 2017 ketika BAKTI membangun BTS di desa tersebut bekerja sama dengan operator Indosat Ooredoo Hutchison.
Sejak saat itu, pemasaran gula aren menjadi jauh lebih mudah. Kini, Husni hanya perlu menerima pesanan melalui ponselnya tanpa harus berkeliling menjual dagangannya secara langsung.
Dengan adanya jaringan internet yang stabil, Husni mampu menjual 1.000 hingga 2.000 buah gula aren dengan harga sekitar Rp 15.000 per buah. Ia tidak lagi harus mendatangi warung satu per satu untuk menawarkan produknya.
Program BTS 4G dari BAKTI ini bertujuan mengurangi kesenjangan digital di daerah terpencil, di mana rendahnya permintaan pasar terhadap layanan telekomunikasi membuat operator seluler enggan membangun infrastruktur.
Dengan adanya BTS, masyarakat desa kini dapat merasakan manfaat konektivitas yang lebih luas, termasuk dalam meningkatkan usaha dan perekonomian lokal.