Harga Kakao Meningkat, Namun Kurang Memberikan Dampak Positif Bagi Indonesia
Selasa, 11 Maret 2025 - 19:30 WIBRaw Cacao Timurasa Indonesia
Harga kakao yang meningkat ternyata tidak dibarengi dengan bertambahnya keuntungan para petani Indonesia. Dalam diskusi "Meningkatkan Produksi dan Daya Saing Kakao serta Cokelat Indonesia dalam Menghadapi Regulasi Pasar Global" tahun 2024 lalu, dipaparkan fakta bahwa produktivitas kakao Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya.
Produksi kakao dunia mencapai 4,95 juta ton per tahun, dimana Sebagian besar kakao diproduksi di Afrika Barat, terutama Pantai Gading dan Ghana yang menyumbang 60 persen dari total produksi global. Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata Indonesia berada pada peringkat ke-7 sebagai produsen kakao dunia dengan produksi mencapai 160.000 ton per tahun. Secara rata-rata, produksi kakao Indonesia hanya mencapai 0,5 ton per hectare per tahun, bandingakan dengan Ghana yang mencapai 0,9 ton per hectare.
Penurunan produksi kakao Indonesia terjadi pada periode 2015 hingga 2024. Hal ini mengakibatkan impor kakao meningkat cukup pesat dari 239.377 ton menjadi 276.683 ton pada tahun 2023. Kakao di Indonesia didominasi perkebunan rakyat yang ternyata tanaman-tanaman pada kebun tersebut terdiri dari tanaman tua yang kurang produktif.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan industri kakao Indonesia terus berupaya memperkuat daya saing produk kakao nasional. Salah satu strategi yang diterapkan adalah meningkatkan kualitas biji kakao melalui perbaikan rantai pasok dan kemitraan dengan petani lokal. Selain itu, Indonesia juga dapat memanfaatkan peluang pasar yang masih terbuka luas dari berbagai negara di Eropa, Amerika Serikat, China, dan India.