Upaya Pemerintah Dorong Produktivitas Kakao dan Industri Coklat Lokal
Rabu, 06 Agustus 2025 - 10:09 WIBPemerintah terus mendorong peningkatan hasil kakao di tingkat petani sekaligus memperkuat ketersediaan bahan baku untuk industri dalam negeri.
Melansir Kumparan, Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sedang fokus mengoptimalkan produksi kakao melalui pemanfaatan lahan bekas tambang.
Dalam upaya tersebut, telah dibentuk dan dilatih sebanyak 450 Cocoa Doctor, yang telah memberi dampak positif kepada lebih dari 40.000 petani kakao di berbagai wilayah di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Faisol saat membuka acara Specialty Indonesia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan pada Senin, 4 Agustus.
Selain menggarap lahan eks tambang, pemerintah juga membuka peluang penanaman kakao di kawasan perhutanan sosial dan lahan hutan tanaman industri.
Program Cocoa Doctor sendiri menargetkan peningkatan hasil panen hingga 1,5 ton per hektare per tahun dalam kurun waktu sepuluh tahun, naik dari tingkat sebelumnya sebesar 0,2 persen.
Jika target tersebut tercapai, diperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan pasokan bahan baku kakao untuk industri dapat bertambah hingga 450.000 ton, yang bersumber dari pengelolaan lahan seluas 300.000 hektare.
Kementerian Perindustrian juga mendorong pertumbuhan industri coklat artisan sebagai salah satu strategi untuk menciptakan harga kakao yang lebih kompetitif bagi petani.
Selain itu, langkah ini bertujuan meningkatkan konsumsi coklat dalam negeri dan memperluas skala industri pengolahan coklat.
Faisol menambahkan bahwa jumlah produsen coklat artisan terus meningkat sejak 2021. Pada tahun 2025, tercatat sudah ada 47 perusahaan yang bergerak di sektor ini, naik dari 31 perusahaan pada tahun 2021.
Dari sisi ekspor, industri pengolahan kakao Indonesia mencatat nilai ekspor sebesar 2,4 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Produk kakao olahan Indonesia dikirim ke lebih dari 110 negara, termasuk Amerika Serikat, India, Tiongkok, dan Malaysia.
Data dari International Cocoa Organization (ICCO) juga menempatkan Indonesia di peringkat keempat sebagai produsen produk kakao olahan dan peringkat ketujuh sebagai penghasil biji kakao dunia.