Purbalingga Hasilkan 20 Ton Gula Kelapa Organik
Minggu, 13 Oktober 2024 - 19:27 WIBFoto: aicare
Sebanyak 20 ton gula kelapa organik yang diproduksi di Kabupaten Purbalingga kembali dikirim ke Malaysia.
Dilansir dari jatengprov.go.id, ekspor produk unggulan ini menjadi tanda positif bagi pemulihan ekonomi masyarakat Purbalingga.
Informasi ini disampaikan oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, saat acara pelepasan ekspor gula kelapa organik yang berlangsung di Halaman Pendopo Dipokusumo beberapa waktu lalu.
Bupati yang akrab disapa Tiwi berharap ekspor ini dapat memotivasi eksportir lain di Purbalingga.
"Dengan pandemi Covid-19 yang mulai mereda, kita patut bersyukur karena permintaan gula kelapa organik dari berbagai negara mulai meningkat," ujarnya.
Gula kelapa organik yang diekspor kali ini berjumlah 20 ton dengan nilai sekitar Rp 500 juta. Produk ini merupakan hasil produksi para penderes di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari.
Bupati menekankan pentingnya untuk terus mendorong ekspor karena manfaatnya juga dirasakan oleh para penderes.
"Purbalingga memiliki kapasitas produksi gula kelapa sekitar 9.000 hingga 10.000 ton per tahun. Kita memiliki lebih dari 5.000 hektare lahan kelapa dan lebih dari 11.000 penderes," jelasnya.
Sementara itu, Direktur CV Bunga Palm, Gunarto, sebagai pengekspor, mengungkapkan beberapa keunggulan gula kelapa Purbalingga dibandingkan produk serupa dari daerah lain, seperti rasanya yang lebih lezat, aromanya yang lebih harum, dan indeks glikemiknya yang rendah.
"Kami memproses gula ini menjadi berbagai bentuk, seperti gula blok, gula kristal, nektar, dan ke depan, kami akan mengembangkan produk kecap asin yang siap dikonsumsi," tambahnya.
Selain ke Malaysia, gula kelapa organik dari Purbalingga juga diekspor ke beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Dubai. Kapasitas produksi mencapai 400 ton per bulan, dengan melibatkan 450 penderes Purbalingga sebagai mitra.