Telkom University Dorong Daya Saing Gula Kelapa Desa Pernasidi untuk Pasar Internasional
Kamis, 31 Juli 2025 - 10:01 WIBPemberdayaan masyarakat desa terus menjadi fokus utama kalangan perguruan tinggi, termasuk Telkom University Kampus Purwokerto.
Dilansir dari Kumparan, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dosen dari Program Studi S1 Teknologi Pangan menggagas sebuah program bertema “Edukasi Standarisasi Mutu dan Regulasi Produk bagi Pengrajin Gula Kelapa di Desa Pernasidi sebagai Strategi Perluasan Produk Menuju Pasar Global.
Kegiatan ini digelar dalam beberapa bulan dengan tujuan meningkatkan nilai tambah produk lokal berupa gula kelapa yang menjadi andalan masyarakat Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Dalam pelaksanaannya, Telkom University menjalin kerja sama dengan Kelompok Tani Gendis Asri sebagai mitra pelaksana utama di lapangan.
Nurul Latifasari, S.TP., M.P., selaku ketua pelaksana program, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh minimnya penerapan standar mutu pada produk gula kelapa lokal, meskipun potensinya sangat besar.
Ia menambahkan bahwa proses pembuatan yang masih mengandalkan teknik tradisional mempengaruhi mutu dan keamanan produk, yang menjadi perhatian penting dalam perdagangan internasional.
Sebagai bentuk solusi, tim pengabdian memberikan pelatihan yang mencakup penerapan prinsip-prinsip Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), serta pemahaman mendalam tentang Standar Nasional Indonesia (SNI).
Selain itu, pengrajin juga diberi informasi penting mengenai pentingnya sertifikasi halal, PIRT, dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Nurul menjelaskan bahwa pemahaman tentang standar mutu bukan sekadar memenuhi syarat formalitas, tetapi merupakan faktor penting agar produk lokal bisa bersaing di pasar ekspor.
Ia optimistis bahwa dengan standar yang tepat, gula kelapa asal Desa Pernasidi memiliki peluang besar untuk merambah pasar luar negeri.
Pihak Kelompok Tani Gendis Asri juga menyambut baik adanya pendampingan ini. Salah satu pengrajin menyatakan bahwa selama ini mereka kesulitan mendapatkan akses informasi dan panduan teknis mengenai sertifikasi dan peningkatan kualitas produk.
Program ini dirasa sangat membantu, terutama dalam menyiapkan produk agar siap memasuki pasar yang lebih kompetitif.
Kegiatan ini mencerminkan sinergi yang kuat antara institusi pendidikan dan masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi lokal. Dengan mengedepankan pendekatan kolaboratif, program ini diharapkan mampu mendorong produk gula kelapa dari Banyumas untuk tidak hanya berjaya di pasar domestik, tetapi juga tampil sebagai komoditas ekspor yang diakui secara global.
Nurul menutup dengan harapan bahwa kegiatan ini akan menjadi titik awal bagi proses berkelanjutan dalam membangun industri pangan lokal yang kompetitif.
Ia menegaskan komitmen Telkom University untuk tidak hanya berfokus pada pendidikan akademik, tetapi juga turut serta dalam upaya menciptakan perubahan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis inovasi dan potensi daerah.