Kelor Dalam Mitos & Tradisi Nusantara
Kamis, 14 Agustus 2025 - 13:10 WIBSejak lama, pohon kelor telah menjadi bagian dari cerita dan kepercayaan masyarakat. Tanaman bernama ilmiah Moringa oleifera ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional, tetapi juga diyakini menyimpan kekuatan spiritual yang mampu melindungi manusia.
Dalam buku "Tanaman Obat dan Khasiat Mistisnya" karya Nanik Sri Wulansari (2017:52) disebutkan bahwa pohon kelor dipercaya memiliki kemampuan untuk menangkis energi negatif.
Tanaman ini kerap digunakan dalam ritual penangkal santet serta upacara pembersihan secara spiritual. Keyakinan semacam ini tumbuh kuat terutama di daerah Jawa dan Nusa Tenggara.
Kepercayaan terhadap kelor sering dikaitkan dengan kemampuannya mengusir makhluk halus atau menghalangi pengaruh ilmu hitam. Banyak masyarakat tradisional menganggap daun kelor mengandung energi panas yang membuat makhluk gaib enggan mendekat.
Dalam prosesi pemakaman, daun kelor kerap dipakai untuk menghilangkan pengaruh buruk yang mungkin masih menyertai jenazah.
Batang kelor pun dipercaya mampu memutuskan ikatan gaib, sehingga sering digunakan dalam praktik penyembuhan berunsur supranatural.
Melansir artikel Sejarah dan Sosial di situs Kumparan, di Lombok Timur, ada kepercayaan bahwa kelor hanya tumbuh di pekarangan milik keluarga yang memiliki garis keturunan spiritual.
Menebang pohon ini tanpa izin dianggap bisa membawa gangguan, mulai dari penyakit hingga mimpi buruk.
Air rebusan kelor sering dimanfaatkan para dukun atau tokoh adat sebagai sarana pembersihan batin. Pohon kelor bahkan dipandang sebagai jembatan antara dunia nyata dan alam gaib.
Berbagai cerita ini menunjukkan bahwa kelor menempati posisi penting dalam pandangan tradisional.
Keyakinan yang diwariskan dari generasi ke generasi ini bukan hanya berkaitan dengan hal mistis, tetapi juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Kelor tidak hanya dihargai karena manfaat fisiknya, melainkan juga karena nilai spiritual yang melekat dalam kebudayaan Nusantara.