Cerita Rakyat Tentang Asal Usul Kacang Mete
Minggu, 31 Agustus 2025 - 20:27 WIBTahukah Anda bahwa kacang mete ternyata tidak berasal dari dalam tanah seperti kacang tanah, melainkan dari buah jambu monyet? Meski sering disebut "jambu", tumbuhan ini secara ilmiah tidak termasuk keluarga jambu-jambuan (Myrtaceae) atau kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan keluarga mangga-manggaan (Anacardiaceae) dengan nama latin Anacardium occidentale.
Di balik bentuknya yang unik, tersimpan cerita rakyat yang mungkin belum banyak diketahui. Buah jambu monyet yang tumbuh terbalik—seolah menggantung dengan "kepala" di bawah—dipercaya sebagian masyarakat sebagai simbol kutukan bagi anak yang durhaka terhadap orang tua. Seperti yang diceritakan oleh Kadilah (89), warga Yogyakarta, pada 19 Juni 2019: "Posisi buahnya seperti orang terbalik, konon berasal dari anak durhaka yang dikutuk."
Konon, diceritakan bahwa ada ibu yang memiliki seorang anak laki-laki yang sering memimpikan hal-hal yang tidak masuk akal. Pemuda ini tidak tampan sama sekali. Namun ia percaya dengan mimpinya yang mampu menikah dengan seorang wanita cantik.
Dengan perasaan kecewa, sang anak pun kembali ke rumah dan memilih untuk mengurung diri di kamar sambil terus meratapi ketidakberuntungannya pada wajah yang dimilikinya. Saat itu, ibunya kebetulan sedang tidak bekerja. Melihat anaknya dalam keadaan demikian, sang ibu berusaha menghiburnya. Namun, alih-alah menerima kehadiran ibunya, anak tersebut justru memaki dan memarahi ibunya sepanjang hari tanpa henti. Bahkan, hingga larut malam saat ia tertidur, kata-kata makiannya masih terus terdengar. Meski demikian, sang ibu tetap dengan sabar mendengar dan menerima segala kemarahan anaknya tanpa mengeluh.
Keesokan harinya, sang anak mendapati ibunya telah menghilang. Pada pagi itu pula, sebuah kutukan pun menimpanya. Ia berubah menjadi buah jambu monyet yang bergelantungan terbalik. Bagian biji (buah sejati) yang menjulur ke bawah diibaratkan sebagai kepala si anak, sementara bagian buah semu (yang berdaging) melambangkan tubuhnya.
“Oleh karena itu, orang tua zaman dahulu sering menasihati anak-anaknya dengan kalimat, ‘Kalau durhaka, nanti jadi jambu monyet, lho!’ Ini diucapkan sebagai peringatan agar anak-anak patuh dan tidak durhaka kepada orang tua,” jelasnya.
Hingga saat ini, jambu monyet tetap dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu pengolahannya adalah dengan mengambil bijinya untuk dijadikan kacang mete. Karena getahnya dapat menyebabkan iritasi kulit, buah ini biasanya tidak dipetik langsung dari pohon, melainkan dibiarkan jatuh sendiri ke tanah. Setelah getahnya mengering, barulah biji diambil dan diolah menjadi kacang mete yang kita kenal.